Gambaran Umum Kabupaten Bogor

Gambaran Umum Kabupaten Bogor

Profil Singkat Propinsi Jawa Barat

Kesenian Jawa Barat

Seni Musik dan Suara

A. Angklung



Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian local atau tradisional.

B. Degung



Degung merupakan sebuah kesenian sunda yang biasanya dimainkan pada acara hajatan. Kesenian degung ini digunakan sebagai musik pengiring/pengantar. Degung ini merupakan gabungan dari peralatan musik khas Jawa Barat yaitu,Gendang, Goong, Kempul, Saron, Bonang, Kacapi, Suling, Rebab, dan sebagainya. Degung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Barat, karena iringan musik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adat tradisional, selain itu musik degung juga digunakan sebagai musik pengiring hampir pada setiap pertunjukan seni tradisional Jawa Barat lainnya. Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkan Degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan Sinden. Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nada dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.

C. Rampak Gendang



Rampak Gendangmerupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Rampak Gendang ini adalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan irama tertentu serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya, pada umumnya dimainkan oleh lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalam menabuh gendang. Biasanya rampak gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acara ritual.
 
D. Rengkong


Rengkong adalah salah satu kesenian tradisional yang diwariskan oleh leluhur masyarakat Sunda. Muncul sekitar tahun 1964 di daerah Kabupaten Cianjur dan orang yang pertama kali memunculkan dan mempopulerkannya adalah H. Sopjan. Bentuk kesenian ini sudah diambil dari tata cara masyarakat sunda dahulu ketika menanam padi sampai dengan menuainya.

E. Kuda Renggong



Kuda Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu jenis kesenian helaran yang terdapat di Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Karawang. Cara penyajiannya yaitu, seekor kuda atau lebih di hias warna-warni, budak sunat dinaikkan ke atas punggung kuda tersebut, Budak sunat tersebut dihias seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru pakaian para Dalem Baheula, memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta selop.

F. Kecapi Suling



Kacapi Sulingadalah kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yaitu permainan alat musik tradisional yang memadukan suara alunan Suling dengan Kacapi (kecapi), iramanya sangat merdu yang biasanya diiringi oleh Mamaos (tembang) Sunda yang memerlukan cengkok/ alunan tingkat tinggi khas Sunda, yang pada umumnya nyanyian atau lagunya dibawakan oleh seorang penyanyi perempuan, yang dalam bahasa sunda disebut Sinden. Kacapi suling ini biasanya digunakan untuk mengiringi nyanyian sunda. Sunda. Kacapi Suling berkembang pesat di daerah Cianjur dan kemudian menyebar kepenjuru Parahiangan Jawa Barat dan seluruh dunia.
 
G. Tarling
 
 
Tarling adalah salah satu jenis musik yang populer di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Indramayu dan Cirebon. Nama tarling diidentikkan dengan nama instrumen itar (gitar) dan suling (seruling) serta istilah Yen wis mlatar gage eling (Andai banyak berdosa segera bertaubat). Asal-usul tarling mulai muncul sekitar tahun 1931 di Desa Kepandean, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Alunan gitar dan suling bambu yang menyajikan musik Dermayonan dan Cerbonan itu pun mulai mewabah sekitar dekade 1930-an. Kala itu, anak-anak muda di berbagai pelosok desa di Indramayu dan Cirebon, menerimanya sebagai suatu gaya hidup. Trend yang disukai dan populer, di jondol atau ranggon* anak muda suka memainkannya, seni musik ini mulai digandrungi. Pada 1935, alunan musik tarling juga dilengkapi dengan kotak sabun yang berfungsi sebagai kendang, dan kendi sebagai gong. Kemudian pada 1936, alunan tarling dilengkapi dengan alat musik lain berupa baskom dan ketipung kecil yang berfungsi sebagai perkusi.

H. Kliningan



Kiliningan asalnya dari nama salah satu waditra yang dalam perkembangan awalnya dijadikan salah satu waditra dalam kesenian ini. Bentuk Kilining seperti Gender (alat gamelan Jawa). Walaupun kilining sekarang sudah tidak dipakai dalam pertunjukanna, nama kesenian ini tetap disebut seni Kiliningan, walauoun sudah tidak ada alat kiliningnya. Seni Kiliningan termasuk dalam ragam karawitan sekar-gending. Oleh karena itu, juru kawih atau disebut juga sinden, memiliki peran yang sangat sentral dalam seni Kiliningan. Untuk generasi yang sudah tua yang sempat mengalami waktu kejayaan Kiliningan di tahun 60-an, masing-masing akan memiliki sinden favorit antara dua sinden, yaitu Upit Sarimanah dan Titim Patimah.Seni Kiliningan masih memiliki peran dalam kehidupan kesenian tradisi di Jawa Barat. Walaupun sudah jarang yang khusus menampilkan seni Kiliningan, tetapi materi kesenian ini akan tampil dalam pergelaran Wayang Golek
Seni Tarian
 
A. Tari Jaipong
 
Tanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik, Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan atau Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah modern karena merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu.Tari Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaituDegung. Musik ini merupakan kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Go’ong, Saron, Kacapi, dsb. Degung bisa diibaratkan ‘Orkestra’ dalam musik Eropa/Amerika. Ciri khas dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.

B. Tari Ketuk Tilu



Ketuk Tilu adalah suatu tarian pergaulan dan sekaligus hiburan yang biasanya diselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan atau diselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang cukup luas. Pemunculan tari ini di masyarakat tidak ada kaitannya dengan adat tertentu atau upacara sakral tertentu tapi murni sebagai pertunjukan hiburan dan pergaulan. Oleh karena itu tari ketuk tilu ini banyak disukai masyarakat terutama di pedesaan yang jarang kegiatan hiburan.
 
C. Tari Merak
 

Tari merak merupakan tarian tradisi suku sunda yang menggambarkan burung-burung merak yang sedang menari dengan gembira , tarian ini dibawakan oleh penari wanita-wanita sunda . dan biasanya tarian merak ini dibawakan untuk acara perkawinan ataupun menyambut tamu yang datang berkunjung ke tanah sunda .
 
D. Tari Topeng
 

Tari topeng ini adalah tarian suku sunda yang dibawakan oleh sekelompok orang penari pria atau wanita, yang menggunakan topeng khas suku sunda , dan biasanya tarian ini untuk menyambut tamu-tamu yang ingin berkunjung datang , dan sebagai pementasan pada saat acara-acara tertentu .Seperti perkawinan,khitanan,dan sebagainya.
 
E. Kuda Lumping
 

Kuda Lumpingmerupakan kesenian yang beda dari yang lain, karena dimainkan dengan cara mengundang roh halus sehingga orang yang akan memainkannya seperti kesurupan. Kesenian ini dimainkan dengan cara orang yang sudah kesurupan itu menunggangi kayu yang dibentuk seperti kuda serta diringi dengan tabuhan gendang dan terompet. Keanehan kesenian ini adalah orang yang memerankannya akan mampu memakan kaca serta rumput. Selain itu orang yang memerankannya akan dicambuk seperti halnya menyambuk kuda. Biasanya kesenian ini dipimpin oleh seorang pawang. Kesenian ini merupakan kesenian yang dalam memainkannya membutuhkan keahlian yang sangat husus, karena merupakan kesenian yang cukup berbahaya.
 
F. Reog



Di daerah Jawa Barat terdapat kesenian yang disebutReog, kesenian ini pada umumnya ditampilkan dengan Bodoran, serta diiringi dengan musik tradisional yang disebut Calung. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang yang mempunyai bakat melawak dan berbakat seni. Kesenian ini ditampilkan dengan membawakan sebuah alur cerita yang kebanyakan cerita yang dibawakan adalah cerita lucu atau lelucon.

G. Wayang Golek

 


Wayang Golek merupakan kesenian tradisional dari Jawa Barat, yaitu pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musikDegung lengkap denganSinden nya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan, pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malam hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 – 21.00 hingga pukul 04.00 pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan (tokoh baik melawan tokoh jahat). Ceritanya banyak diilhami oleh budaya Hindu dari India, sepertiRamayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil nama-nama dari tanah India. Dalam Wayang Golek, ada ‘tokoh’ yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Dawala danCepot. Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. Seorang Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.

H. Sisingaan


Terdapat beberapa keterangan tentang asal usul Sisingaan ini, di antaranya bahwa Sisingaan memiliki hubungan dengan bentuk perlawanan rakyat terhadap penjajah lewat binatang Singa kembar (Singa kembar lambang penjajah Belanda), yang pada waktu itu hanya punya sisa waktu luang dua hari dalam seminggu. Keterangan lain dikaitkan dengan semangat menampilkan jenis kesenian di Anjungan Jawa Barat sekitar tahun 70-an, ketika Bupati Subang dipegang oleh Pak Atju. Pada waktu itu RAF (Rachmatulah Ading Affandi) yang juga tengah berdinas di Subang, karena ia dikenal sebagai seniman dan budayawan dimintakan kitanya. Dalam prosesnya itu, akhirnya ditampilkanlah Gotong Singa atau Sisingaan yang dalam bentuknya masih sederhana, termasuk musik pengiringnya dan kostum penari pengusung Sisingaan. Ternyata sambutannya sangat luar biasa, sejak itu Sisingaan menjadi dikenal masyarakat.

Pertunjukan Sisingaan pada dasarnya dimulai dengan tetabuhan musik yang dinamis. Lalu diikuti oleh permainan Sisingaan oleh penari pengusung sisingaan, lewat gerak antara lain: Pasang/Kuda-kuda, Bangkaret, Masang/Ancang-ancang, Gugulingan, Sepakan dua, Langkah mundur, Kael, Mincid, Ewag, Jeblag, Putar taktak, Gendong Singa, Nanggeuy Singa, Angkat jungjung, Ngolecer,Lambang, Pasagi Tilu, Melak cau, Nincak rancatan, dan Kakapalan. Sebagai seni Helaran, Sisingaan bergerak terus mengelilingi kampung, desa, atau jalanan kota. Sampai akhirnya kembali ke tempat semula. Di dalam perkembangannya, musik pengiring lebih dinamis, dan melahirkan musik Genjring Bonyok dan juga Tardug.

I. Tari Tayub


Tari Tayub atau acara Tayuban. merupakan salah satu kesenian Jawa yang mengandung unsur keindahan dan keserasian gerak. Tarian ini mirip dengan tari Jaipong dari Jawa Barat. Unsur keindahan diiikuti dengan kemampuan penari dalam melakonkan tari yang dibawakan. 
Tari tayub mirip dengan tari Gambyong yang lebih populer dari Jawa Tengah. Tarian ini biasa digelar pada acara pernikahan, khitan serta acara kebesaran misalnya hari kemerdekaan Republik Indonesia. Perayaan kemenangan dalam pemilihan kepala desa, serta acara bersih desa. Anggota yang ikut dalam kesenian ini terdiri dari sinden, penata gamelan serta penari khususnya wanita. Penari tari tayub bisa dilakukan sendiri atau bersama, biasanya penyelenggara acara (pria). 
Pelaksanaan acara dilaksanakan pada tengah malam antara jam 9.00-03.00 pagi. Penari tarian tayub lebih dikenal dengan inisiasi ledhek. tari tayub merupakan tarian pergaulan yang disajikan untuk menjalin hubungan sosial masyarakat. Beberapa tokoh Agama Islam menganggap tari tayub melanggar etika agama, dikarenakan tarian ini sering dibarengi dengan minum minuman keras. 
Pada saat menarikan tari tayub sang penari wanita yang disebut ledek mengajak penari pria dengan cara mengalungkan selendang yang disebut dengan sampur kepada pria yang diajak menari tersebut. sering terjadi persaingaan antara penari pria yang satu dengan penari pria lainnya, persaingan ini ditunjukkan dengan cara memberi uang kepada Tledek (istilah penari tayub wanita).persaingan ini sering menimbulkan perselisihan antara penari pria
 

Sumber : Universitas Pancasila

Luas Wilayah dan Penduduk Jawa Barat

Tabel Luas Wilayah dan kepadatan Penduduk Jawa Barat 2010

No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km2) Penduduk Kepadatan (jiwa/Km2) Urutan
1 Kab. Bogor  2.997,13 4.771.932 1.592,17 12
2 Kab. Sukabumi  4.160,75 2.341.409 562,74 25
3 Kab. Cianjur  3.594,40 2.171.281 604,07 24
4 Kab. Bandung  1.756,65 3.178.543 1.809,43 11
5 Kab. Garut  3.094,40 2.404.121 776,93 20
6 Kab. Tasikmalaya  2.702,87 1.675.675 619,96 23
7 Kab. Ciamis  2.740,76 1.532.504 559,15 26
8 Kab. Kuningan  1.189,60 1.035.589 870,54 16
9 Kab. Cirebon  1.071,05 2.067.196 1.930,06 10
10 Kab. Majalengka  1.343,93 1.166.473 867,96 17
11 Kab. Sumedang  1.560,49 1.093.602 700,81 21
12 Kab. Indramayu  2.092,10 1.663.737 795,25 19
13 Kab. Subang  2.164,48 1.465.157 676,91 22
14 Kab. Purwakarta  989,89 852.521 861,23 18
15 Kab. Karawang  1.914,16 2.127.791 1.111,61 15
16 Kab. Bekasi  1.269,51 2.630.401 2.071,98 9
17 Kab. Bandung Barat  1.335,60 1.510.284 1.130,79 14
18 Kota Bogor  111,73 950.334 8.505,63 5
19 Kota Sukabumi  48,96 298.681 6.100,51 7
20 Kota Bandung  168,23 2.394.873 14.235,71 1
21 Kota Cirebon  40,16 296.389 7.380,20 6
22 Kota Bekasi  213,58 2.334.871 10.932,07 3
23 Kota Depok  199,44 1.738.570 8.717,26 4
24 Kota Cimahi  41,2 541.117 13.133,91 2
25 Kota Tasikmalaya  184,38 635.464 3.446,49 8
26 Kota Banjar  130,86 175.157 1.338,51 13
Jawa Barat  37.173,97 43.053.732 1.158,17             -

Penduduk Jawa Barat 2010

Jumlah dan Distribusi Penduduk

Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat sebanyak 43 053 732 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 28 282 915 jiwa (65,69 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 14 770 817 jiwa (34,31 persen).
Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 0,41 persen di Kota Banjar hingga yang tertinggi sebesar 11,08 persen di Kabupaten Bogor.
Jenis Kelamin Penduduk
Penduduk laki-laki Provinsi Jawa Barat sebanyak 21 907 040 jiwa dan perempuan sebanyak 21 146 692 jiwa. Seks Rasio adalah 104, berarti terdapat 104 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.
Seks Rasio menurut kabupaten/kota yang terendah adalah Kabupaten Ciamis sebesar 98 dan tertinggi adalah Kabupaten Cianjur sebesar 107.
Seks Rasio pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, kelompok umur 5-9 sebesar 106, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 97 sampai dengan 113, dan dan kelompok umur 65-69 sebesar 96.

Umur Penduduk

Median umur penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2010 adalah 26,86 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Jawa Barat termasuk kategori menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun.
Rasio ketergantungan penduduk Provinsi Jawa Barat adalah 51,20. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 51 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di daerah perkotaan adalah 48,84 sementara di daerah perdesaan 55,92 .
Perkiraan rata-rata umur kawin pertama penduduk laki-laki sebesar 25,9 tahun dan perempuan 22,2 tahun (perhitungan Singulate Mean Age at Marriage/SMAM).

Migran Masuk Risen

Jumlah penduduk yang merupakan migran risen terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil SP2010 mencatat 1 818 053 penduduk atau 4,7 persen penduduk merupakan migran masuk risen antar kabupaten/kota. Persentase migran masuk risen di daerah perkotaan 6,6 kali lipat lebih besar daripada di daerah perdesaan, masing-masing sebesar 6,6 dan 1,0 persen.
Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, 926 836 berbanding 891 217 orang. Seks rasio migran risen adalah 104. Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang melakukan perpindahan. Persentase migran terbesar di Kota Bekasi dan terkecil di Kota Banjar

Migran Masuk Seumur Hidup 

Jumlah penduduk yang merupakan migran seumur hidup terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil SP2010 mencatat 8 150 103 penduduk atau 18,9 persen penduduk merupakan migran masuk seumur hidup antar kabupaten/kota. Persentase migran masuk seumur hidup di daerah perkotaan 16,2 kali lipat lebih besar daripada di daerah perdesaan, masing-masing sebesar 27,1 dan 3,2 persen.
Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, 4 242 651 berbanding 3 907 452 orang. Seks rasio migran risen adalah 109. Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang melakukan perpindahan. Persentase migran terbesar di Kota Bekasi dan terkecil di Kota Banjar.

Pendidikan 

Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (Pasal 6 UU No. 20 tahun 2003). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak sekolah sebesar 2,08 persen dan yang tidak sekolah lagi sebesar 7,44 persen.
Ukuran atau indikator untuk melihat kualitas sumber daya manusia (SDM) terkait dengan pendidikan antara lain pendidikan yang ditamatkan dan Angka Melek Huruf (AMH). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 5 tahun yang berpendidikan minimal tamat SMP/Sederajat sebesar 39,39 persen, dan AMH penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 95,74 persen yang berarti dari setiap 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada 96 orang yang melek huruf. Penduduk dikatakan melek huruf jika dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.

Penduduk Usia Sekolah 

Jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 5 124 462 jiwa, 13-15 tahun 2 494 902 jiwa, 16-18 tahun 2 276 128 jiwa dan 19-24 tahun 4 364 757 jiwa.
Di perkotaan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 3 279 271 jiwa, 13-15 tahun 1 596 749 jiwa, 16-18 tahun 1 523 622 jiwa dan 19-24 tahun 3 047 276 jiwa. Di perdesaan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 1 845 191 jiwa, 13-15 tahun 898 153 jiwa, 16-18 tahun 752 506 jiwa dan 19-24 tahun 1 317 481 jiwa.
Jumlah penduduk perempuan usia 7-12 tahun sebanyak 2 489 291 jiwa, 13-15 tahun 1 218 448 jiwa, 16-18 tahun 1 111 166 jiwa dan 19-24 tahun 2 158 820 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki usia 7-12 tahun sebanyak 2 635 171 jiwa, 13-15 tahun 1 276 454 jiwa, 16-18 tahun 1 164 962 jiwa dan 19-24 tahun 2 205 937 jiwa.

Angka Partisipasi Sekolah (APS) 

Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan besaran penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah. APS merupakan ukuran daya serap, pemerataan dan akses terhadap pendidikan khususnya penduduk usia sekolah. APS 13-15 tahun sebesar 80,80 persen. Ini menunjukkan masih terdapat kelompok usia wajib belajar (13-15 tahun) sebesar 19,20 persen yang tidak bersekolah. APS 16-18 tahun sebesar 44,65 persen dan APS 19-24 tahun sebesar 11,54 persen.
APS di perdesaan lebih rendah dibandingkan perkotaan. Semakin tinggi kelompok umur semakin besar perbedaannya (gap). Di perdesaan APS 7-12 tahun sebesar 94,29 persen, APS 13-15 tahun 74,83 persen, APS 16-18 tahun 33,95 persen, APS 19-24 tahun sebesar 5,41 persen. Di perkotaan APS 7-12 tahun sebesar 95,68 persen, APS 13-15 tahun 84,17 persen, APS 16-18 tahun 49,95 persen dan APS 19-24 tahun sebesar 14,20 persen.

Pendidikan yang Ditamatkan 

Kualitas SDM dapat dilihat dari pendidikan yang ditamatkan. Gerakan wajib belajar 9 tahun (1994) menargetkan pendidikan yang ditamatkan minimal tamat SMP. Persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah sebesar 7,22 persen, tidak/belum tamat SD 17,87 persen, tamat SD/MI/sederajat 35,51 persen dan tamat SMP/MTs/sederajat sebesar 16,29 persen.
Kualitas SDM daerah perdesaan lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan. Persentase penduduk uisa 5 tahun ke atas berpendidikan minimum tamat SMP/MTs/sederajat di perdesaan 21,02 persen lebih rendah dibandingkan perkotaan 49,03 persen. Pendidikan perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki. Persentase penduduk perempuan usia 5 tahun ke atas berpendidikan minimum tamat SMP/MTs/sederajat 36,86 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki 41,84 persen.

Pendidikan yang Ditamatkan 

Pendidikan yang tinggi merupakan salah satu tuntutan era globalisasi. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar, merupakan modal dasar pembangunan bangsa. Modal dasar yang berkualitas merupakan tujuan utama pembangunan manusia Indonesia seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta berpendidikan tinggi adalah upaya mempersiapkan SDM yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global.
Berdasarkan hasil SP2010, penduduk Provinsi Jawa Barat usia 5 tahun ke atas yang tamat SM/sederajat sebesar 17,93 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar 2,02 persen, tamat DIV/S1 sebesar 2,88 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,27 persen.

Angka Melek Huruf (AMH) 

Angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 95,74 persen. AMH penduduk usia 15 tahun ke atas perempuan (94,10 persen) lebih rendah dibandingkan laki-laki (97,33 persen). AMH penduduk usia 15 tahun ke atas di daerah perdesaan (92,75 persen) lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan (97,28 persen).
Rendahnya AMH penduduk usia 15 tahun ke atas disebabkan oleh rendahnya AMH penduduk usia 45 tahun ke atas. AMH penduduk usia 45 tahun ke atas sebesar 88,09 persen. AMH penduduk usia 45 tahun ke atas perempuan (83,46 persen) lebih rendah dibandingkan laki-laki (92,67 persen).

Ketenagakerjaan 

Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Jawa Barat sebesar 17.783.677 orang, di mana sejumlah 17 094 003 orang diantaranya bekerja, sedangkan 689 674 orang merupakan pencari kerja. Dari hasil SP 2010, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Jawa Barat sebesar 58,49 persen, di mana TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK perempuan, yaitu masing-masing sebesar 80,59 persen dan 35,82 persen. Sementara itu, bila dibandingkan menurut perbedaan wilayah, TPAK di perkotaan lebih rendah daripada perdesaan, masing-masing sebesar 57,37 persen dan 60,65 persen. Tiga kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dengan TPAK tertinggi berturut-turut adalah Kabupaten Majalengka (66,41), Kabupaten Ciamis (65,65), dan Kabupaten Tasikmalaya (64,90). Dengan jumlah pencari kerja sejumlah 689 674 orang, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di provinsi ini mencapai 3,88 persen.

Perumahan 

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang pesat menjadikan kebutuhan tempat tinggal semakin meningkat pula. Program pemerintah yang menyangkut perumahan terus ditingkatkan, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Status kepemilikan/penguasaan bangunan tempat tinggal di Provinsi Provinsi Jawa Barat paling banyak adalah milik sendiri. Rumah tangga yang menghuni rumah dengan luas lantai kurang dari 20 m2 paling banyak dijumpai di Kota Bandung (175 703 rumah tangga), sementara yang paling sedikit terdapat di Kota Banjar (1 879 rumah tangga).

Kesulitan Fungsional 

Hasil SP 2010 tidak dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penyandang disabilitas karena perbedaan konsep dan definisi antara SP 2010 dan Kementerian Sosial. Pendekatan tingkat kesulitan yang dialami oleh penduduk digunakan sebagai proksi mendapatkan informasi penyandang disabilitas.
Seseorang dapat memiliki satu atau lebih jenis kesulitan dengan derajat kesulitan ringan atau parah. Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas di Provinsi Provinsi Jawa Barat yang memiliki kesulitan, baik ringan maupun parah, dengan jenis kesulitan penglihatan sebesar 3,06 persen, kesulitan pendengaran sebesar 1,47 persen, kesulitan berjalan atau naik tangga sebesar 1,50 persen, kesulitan mengingat/berkonsentrasi atau berkomunikasi dengan orang lain sebesar 1,24 persen, dan yang memiliki kesulitan mengurus diri sendiri sebesar 0,92 persen.

Penduduk Jawa Barat menurut Jenis Kelamin dan Umur


Kelompok Umur Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
0-4 2.119.969 2.004.666 4.124.635
5-9 2.207.317 2.083.318 4.290.635
10-14 2.146.506 2.037.114 4.183.620
15-19 1.965.450 1.884.478 3.849.928
20-24 1.826.776 1.786.560 3.613.336
25-29 1.988.660 1.940.773 3.929.433
30-34 1.850.314 1.808.273 3.658.587
35-39 1.758.987 1.677.663 3.436.650
40-44 1.523.829 1.448.269 2.972.098
45-49 1.266.133 1.211.306 2.477.439
50-54 1.033.134 974.059 2.007.193
55-59 782.426 694.815 1.477.241
60-64 518.274 535.028 1.053.302
65-69 395.450 412.577 808.027
70-74 259.459 306.450 565.909
75-79 135.654 173.267 308.921
80-84 81.846 102.032 183.878
85-89 28.593 36.612 65.205
90-94 11.789 18.076 29.865
95+ 6.474 11.356 17.830
Jumlah 21.907.040 21.146.692 43.053.732



Sumber :Bps


Blogger Template by Blogcrowds


Copyright 2008 | Blogger Templates by GeckoandFly modified and converted to Blogger by Blogcrowds.

Distributed by Blogger Templates