Lingkungan Hidup, Kerusakan dan Upaya Pelestariannya
0 komentar Diposting oleh Belajar Belajar di 14.37Label: plh 11
Seni Musik dan Suara
A. Angklung
Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian local atau tradisional.
B. Degung
Degung merupakan sebuah kesenian sunda yang biasanya dimainkan pada
acara hajatan. Kesenian degung ini digunakan sebagai musik
pengiring/pengantar. Degung ini merupakan gabungan dari peralatan musik
khas Jawa Barat yaitu,Gendang, Goong, Kempul, Saron, Bonang, Kacapi,
Suling, Rebab, dan sebagainya. Degung merupakan salah-satu kesenian yang
paling populer di Jawa Barat, karena iringan musik degung ini selalu
digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adat
tradisional, selain itu musik degung juga digunakan sebagai musik
pengiring hampir pada setiap pertunjukan seni tradisional Jawa Barat
lainnya. Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni
suaranya. Dalam memainkan Degung biasanya ada seorang penyanyi yang
membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas. Penyanyi
ini biasanya seorang wanita yang dinamakan Sinden. Tidak sembarangan
orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nada dan
ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.
C. Rampak Gendang
Rampak Gendangmerupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat.
Rampak Gendang ini adalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama
dengan menggunakan irama tertentu serta menggunakan cara-cara tertentu
untuk melakukannya, pada umumnya dimainkan oleh lebih dari empat orang
yang telah mempunyai keahlian khusus dalam menabuh gendang. Biasanya
rampak gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acara ritual.
D. Rengkong
Rengkong adalah salah satu kesenian tradisional yang diwariskan oleh leluhur masyarakat Sunda. Muncul sekitar tahun 1964 di daerah Kabupaten Cianjur dan orang yang pertama kali memunculkan dan mempopulerkannya adalah H. Sopjan. Bentuk kesenian ini sudah diambil dari tata cara masyarakat sunda dahulu ketika menanam padi sampai dengan menuainya.
E. Kuda Renggong
Kuda Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu jenis kesenian helaran
yang terdapat di Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Karawang. Cara
penyajiannya yaitu, seekor kuda atau lebih di hias warna-warni, budak
sunat dinaikkan ke atas punggung kuda tersebut, Budak sunat tersebut
dihias seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru pakaian para
Dalem Baheula, memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta selop.
F. Kecapi Suling
Kacapi Sulingadalah kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat,
yaitu permainan alat musik tradisional yang memadukan suara alunan
Suling dengan Kacapi (kecapi), iramanya sangat merdu yang biasanya
diiringi oleh Mamaos (tembang) Sunda yang memerlukan cengkok/ alunan
tingkat tinggi khas Sunda, yang pada umumnya nyanyian atau lagunya
dibawakan oleh seorang penyanyi perempuan, yang dalam bahasa sunda
disebut Sinden. Kacapi suling ini biasanya digunakan untuk mengiringi
nyanyian sunda. Sunda. Kacapi Suling berkembang pesat di daerah Cianjur
dan kemudian menyebar kepenjuru Parahiangan Jawa Barat dan seluruh
dunia.
G. Tarling
Tarling adalah salah satu jenis musik yang populer di wilayah
pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Indramayu
dan Cirebon. Nama tarling diidentikkan dengan nama instrumen itar (gitar) dan suling (seruling) serta istilah Yen wis mlatar gage eling
(Andai banyak berdosa segera bertaubat). Asal-usul tarling mulai muncul
sekitar tahun 1931 di Desa Kepandean, Kecamatan/Kabupaten Indramayu.
Alunan gitar dan suling bambu yang menyajikan musik Dermayonan dan
Cerbonan itu pun mulai mewabah sekitar dekade 1930-an. Kala itu,
anak-anak muda di berbagai pelosok desa di Indramayu dan Cirebon,
menerimanya sebagai suatu gaya hidup. Trend yang disukai dan populer, di
jondol atau ranggon* anak muda suka memainkannya, seni musik ini mulai
digandrungi. Pada 1935, alunan musik tarling juga dilengkapi dengan
kotak sabun yang berfungsi sebagai kendang, dan kendi sebagai gong.
Kemudian pada 1936, alunan tarling dilengkapi dengan alat musik lain
berupa baskom dan ketipung kecil yang berfungsi sebagai perkusi.
H. Kliningan
Kiliningan asalnya dari nama salah satu waditra yang dalam perkembangan
awalnya dijadikan salah satu waditra dalam kesenian ini. Bentuk Kilining seperti
Gender (alat gamelan Jawa). Walaupun kilining sekarang sudah tidak dipakai
dalam pertunjukanna, nama kesenian ini tetap disebut seni Kiliningan, walauoun
sudah tidak ada alat kiliningnya. Seni Kiliningan termasuk dalam ragam
karawitan sekar-gending. Oleh karena itu, juru kawih atau disebut juga sinden,
memiliki peran yang sangat sentral dalam seni Kiliningan. Untuk generasi yang
sudah tua yang sempat mengalami waktu kejayaan Kiliningan di tahun 60-an,
masing-masing akan memiliki sinden favorit antara dua sinden, yaitu Upit Sarimanah
dan Titim Patimah.Seni Kiliningan masih memiliki peran dalam kehidupan kesenian
tradisi di Jawa Barat. Walaupun sudah jarang yang khusus menampilkan seni
Kiliningan, tetapi materi kesenian ini akan tampil dalam pergelaran Wayang
Golek
Seni Tarian
A. Tari Jaipong
Tanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan
menarik, Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari
daerah ini. Jaipongan atau Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang
sudah modern karena merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari
tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu.Tari Jaipong ini dibawakan
dengan iringan musik yang khas pula, yaituDegung. Musik ini merupakan
kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Go’ong, Saron, Kacapi, dsb.
Degung bisa diibaratkan ‘Orkestra’ dalam musik Eropa/Amerika. Ciri khas
dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat
musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian
ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau berkelompok.
Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara
hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.
B. Tari Ketuk Tilu
Ketuk Tilu adalah suatu tarian pergaulan dan sekaligus hiburan yang
biasanya diselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan
penutup kegiatan atau diselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang
cukup luas. Pemunculan tari ini di masyarakat tidak ada kaitannya dengan
adat tertentu atau upacara sakral tertentu tapi murni sebagai
pertunjukan hiburan dan pergaulan. Oleh karena itu tari ketuk tilu ini
banyak disukai masyarakat terutama di pedesaan yang jarang kegiatan
hiburan.
C. Tari Merak
Tari merak merupakan tarian tradisi suku sunda yang menggambarkan
burung-burung merak yang sedang menari dengan gembira , tarian ini
dibawakan oleh penari wanita-wanita sunda . dan biasanya tarian merak
ini dibawakan untuk acara perkawinan ataupun menyambut tamu yang datang
berkunjung ke tanah sunda .
D. Tari Topeng
Tari topeng ini adalah tarian suku sunda yang dibawakan oleh
sekelompok orang penari pria atau wanita, yang menggunakan topeng khas
suku sunda , dan biasanya tarian ini untuk menyambut tamu-tamu yang
ingin berkunjung datang , dan sebagai pementasan pada saat acara-acara
tertentu .Seperti perkawinan,khitanan,dan sebagainya.
E. Kuda Lumping
Kuda Lumpingmerupakan kesenian yang beda dari yang lain, karena
dimainkan dengan cara mengundang roh halus sehingga orang yang akan
memainkannya seperti kesurupan. Kesenian ini dimainkan dengan cara orang
yang sudah kesurupan itu menunggangi kayu yang dibentuk seperti kuda
serta diringi dengan tabuhan gendang dan terompet. Keanehan kesenian ini
adalah orang yang memerankannya akan mampu memakan kaca serta rumput.
Selain itu orang yang memerankannya akan dicambuk seperti halnya
menyambuk kuda. Biasanya kesenian ini dipimpin oleh seorang pawang.
Kesenian ini merupakan kesenian yang dalam memainkannya membutuhkan
keahlian yang sangat husus, karena merupakan kesenian yang cukup
berbahaya.
F. Reog
Di daerah Jawa Barat terdapat kesenian yang disebutReog, kesenian ini
pada umumnya ditampilkan dengan Bodoran, serta diiringi dengan musik
tradisional yang disebut Calung. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh
beberapa orang yang mempunyai bakat melawak dan berbakat seni. Kesenian
ini ditampilkan dengan membawakan sebuah alur cerita yang kebanyakan
cerita yang dibawakan adalah cerita lucu atau lelucon.
G. Wayang Golek
Wayang Golek merupakan kesenian tradisional dari Jawa Barat, yaitu
pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh
seorang sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang. Seorang
Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara manusia. Seperti
halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musikDegung lengkap
denganSinden nya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan,
pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu
pada malam hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 –
21.00 hingga pukul 04.00 pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada
pergulatan antara kebaikan dan kejahatan (tokoh baik melawan tokoh
jahat). Ceritanya banyak diilhami oleh budaya Hindu dari India,
sepertiRamayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita
mengambil nama-nama dari tanah India. Dalam Wayang Golek, ada ‘tokoh’
yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan
Purnakawan, seperti Dawala danCepot. Tokoh-tokoh ini digemari karena
mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu (seperti
pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. Seorang Dalang yang
pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.
H. Sisingaan
Terdapat beberapa keterangan tentang asal usul Sisingaan ini, di
antaranya bahwa Sisingaan memiliki hubungan dengan bentuk perlawanan rakyat
terhadap penjajah lewat binatang Singa kembar (Singa kembar lambang penjajah
Belanda), yang pada waktu itu hanya punya sisa waktu luang dua hari dalam
seminggu. Keterangan lain dikaitkan dengan semangat menampilkan jenis kesenian
di Anjungan Jawa Barat sekitar tahun 70-an, ketika Bupati Subang dipegang oleh
Pak Atju. Pada waktu itu RAF (Rachmatulah Ading Affandi) yang juga tengah
berdinas di Subang, karena ia dikenal sebagai seniman dan budayawan dimintakan
kitanya. Dalam prosesnya itu, akhirnya ditampilkanlah Gotong Singa atau
Sisingaan yang dalam bentuknya masih sederhana, termasuk musik pengiringnya dan
kostum penari pengusung Sisingaan. Ternyata sambutannya sangat luar biasa,
sejak itu Sisingaan menjadi dikenal masyarakat.
Pertunjukan Sisingaan pada dasarnya dimulai dengan tetabuhan musik yang
dinamis. Lalu diikuti oleh permainan Sisingaan oleh penari pengusung
sisingaan, lewat gerak antara lain: Pasang/Kuda-kuda, Bangkaret,
Masang/Ancang-ancang, Gugulingan, Sepakan dua, Langkah mundur, Kael,
Mincid, Ewag, Jeblag, Putar taktak, Gendong Singa, Nanggeuy Singa,
Angkat jungjung, Ngolecer,Lambang, Pasagi Tilu, Melak cau, Nincak
rancatan, dan Kakapalan. Sebagai seni Helaran, Sisingaan bergerak terus
mengelilingi kampung, desa, atau jalanan kota. Sampai akhirnya kembali
ke tempat semula. Di dalam perkembangannya, musik pengiring lebih
dinamis, dan melahirkan musik Genjring Bonyok dan juga Tardug.
I. Tari Tayub
Tari Tayub atau acara Tayuban. merupakan salah satu kesenian Jawa yang
mengandung unsur keindahan dan keserasian gerak. Tarian ini mirip dengan tari
Jaipong dari Jawa Barat. Unsur keindahan diiikuti dengan kemampuan penari dalam
melakonkan tari yang dibawakan.
Tari tayub mirip dengan tari Gambyong yang
lebih populer dari Jawa Tengah. Tarian ini biasa digelar pada acara pernikahan,
khitan serta acara kebesaran misalnya hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Perayaan kemenangan dalam pemilihan kepala desa, serta acara bersih desa.
Anggota yang ikut dalam kesenian ini terdiri dari sinden, penata gamelan serta
penari khususnya wanita. Penari tari tayub bisa dilakukan sendiri atau bersama,
biasanya penyelenggara acara (pria).
Pelaksanaan acara dilaksanakan pada tengah
malam antara jam 9.00-03.00 pagi. Penari tarian tayub lebih dikenal dengan
inisiasi ledhek. tari tayub merupakan tarian pergaulan yang disajikan untuk
menjalin hubungan sosial masyarakat. Beberapa tokoh Agama Islam menganggap tari
tayub melanggar etika agama, dikarenakan tarian ini sering dibarengi dengan
minum minuman keras.
Pada saat menarikan tari tayub sang penari wanita yang
disebut ledek mengajak penari pria dengan cara mengalungkan selendang yang
disebut dengan sampur kepada pria yang diajak menari tersebut. sering terjadi
persaingaan antara penari pria yang satu dengan penari pria lainnya, persaingan
ini ditunjukkan dengan cara memberi uang kepada Tledek (istilah penari tayub
wanita).persaingan ini sering menimbulkan perselisihan antara penari pria
Sumber : Universitas Pancasila
Tabel Luas Wilayah dan kepadatan Penduduk Jawa Barat 2010
No | Kabupaten/Kota | Luas Wilayah (Km2) | Penduduk | Kepadatan (jiwa/Km2) | Urutan |
1 | Kab. Bogor | 2.997,13 | 4.771.932 | 1.592,17 | 12 |
2 | Kab. Sukabumi | 4.160,75 | 2.341.409 | 562,74 | 25 |
3 | Kab. Cianjur | 3.594,40 | 2.171.281 | 604,07 | 24 |
4 | Kab. Bandung | 1.756,65 | 3.178.543 | 1.809,43 | 11 |
5 | Kab. Garut | 3.094,40 | 2.404.121 | 776,93 | 20 |
6 | Kab. Tasikmalaya | 2.702,87 | 1.675.675 | 619,96 | 23 |
7 | Kab. Ciamis | 2.740,76 | 1.532.504 | 559,15 | 26 |
8 | Kab. Kuningan | 1.189,60 | 1.035.589 | 870,54 | 16 |
9 | Kab. Cirebon | 1.071,05 | 2.067.196 | 1.930,06 | 10 |
10 | Kab. Majalengka | 1.343,93 | 1.166.473 | 867,96 | 17 |
11 | Kab. Sumedang | 1.560,49 | 1.093.602 | 700,81 | 21 |
12 | Kab. Indramayu | 2.092,10 | 1.663.737 | 795,25 | 19 |
13 | Kab. Subang | 2.164,48 | 1.465.157 | 676,91 | 22 |
14 | Kab. Purwakarta | 989,89 | 852.521 | 861,23 | 18 |
15 | Kab. Karawang | 1.914,16 | 2.127.791 | 1.111,61 | 15 |
16 | Kab. Bekasi | 1.269,51 | 2.630.401 | 2.071,98 | 9 |
17 | Kab. Bandung Barat | 1.335,60 | 1.510.284 | 1.130,79 | 14 |
18 | Kota Bogor | 111,73 | 950.334 | 8.505,63 | 5 |
19 | Kota Sukabumi | 48,96 | 298.681 | 6.100,51 | 7 |
20 | Kota Bandung | 168,23 | 2.394.873 | 14.235,71 | 1 |
21 | Kota Cirebon | 40,16 | 296.389 | 7.380,20 | 6 |
22 | Kota Bekasi | 213,58 | 2.334.871 | 10.932,07 | 3 |
23 | Kota Depok | 199,44 | 1.738.570 | 8.717,26 | 4 |
24 | Kota Cimahi | 41,2 | 541.117 | 13.133,91 | 2 |
25 | Kota Tasikmalaya | 184,38 | 635.464 | 3.446,49 | 8 |
26 | Kota Banjar | 130,86 | 175.157 | 1.338,51 | 13 |
Jawa Barat | 37.173,97 | 43.053.732 | 1.158,17 | - |
Jumlah dan Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat sebanyak 43 053 732 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 28 282 915 jiwa (65,69 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 14 770 817 jiwa (34,31 persen).
Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 0,41 persen di Kota Banjar hingga yang tertinggi sebesar 11,08 persen di Kabupaten Bogor.
Jenis Kelamin Penduduk
Penduduk laki-laki Provinsi Jawa Barat sebanyak 21 907 040 jiwa dan perempuan sebanyak 21 146 692 jiwa. Seks Rasio adalah 104, berarti terdapat 104 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.
Seks Rasio menurut kabupaten/kota yang terendah adalah Kabupaten Ciamis sebesar 98 dan tertinggi adalah Kabupaten Cianjur sebesar 107.
Seks Rasio pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, kelompok umur 5-9 sebesar 106, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 97 sampai dengan 113, dan dan kelompok umur 65-69 sebesar 96.
Umur Penduduk
Median umur penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2010 adalah 26,86 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Jawa Barat termasuk kategori menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun.
Rasio ketergantungan penduduk Provinsi Jawa Barat adalah 51,20. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 51 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di daerah perkotaan adalah 48,84 sementara di daerah perdesaan 55,92 .
Perkiraan rata-rata umur kawin pertama penduduk laki-laki sebesar 25,9 tahun dan perempuan 22,2 tahun (perhitungan Singulate Mean Age at Marriage/SMAM).
Migran Masuk Risen
Jumlah penduduk yang merupakan migran risen terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil SP2010 mencatat 1 818 053 penduduk atau 4,7 persen penduduk merupakan migran masuk risen antar kabupaten/kota. Persentase migran masuk risen di daerah perkotaan 6,6 kali lipat lebih besar daripada di daerah perdesaan, masing-masing sebesar 6,6 dan 1,0 persen.
Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, 926 836 berbanding 891 217 orang. Seks rasio migran risen adalah 104. Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang melakukan perpindahan. Persentase migran terbesar di Kota Bekasi dan terkecil di Kota Banjar
Migran Masuk Seumur Hidup
Jumlah penduduk yang merupakan migran seumur hidup terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil SP2010 mencatat 8 150 103 penduduk atau 18,9 persen penduduk merupakan migran masuk seumur hidup antar kabupaten/kota. Persentase migran masuk seumur hidup di daerah perkotaan 16,2 kali lipat lebih besar daripada di daerah perdesaan, masing-masing sebesar 27,1 dan 3,2 persen.
Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, 4 242 651 berbanding 3 907 452 orang. Seks rasio migran risen adalah 109. Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang melakukan perpindahan. Persentase migran terbesar di Kota Bekasi dan terkecil di Kota Banjar.
Pendidikan
Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (Pasal 6 UU No. 20 tahun 2003). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak sekolah sebesar 2,08 persen dan yang tidak sekolah lagi sebesar 7,44 persen.
Ukuran atau indikator untuk melihat kualitas sumber daya manusia (SDM) terkait dengan pendidikan antara lain pendidikan yang ditamatkan dan Angka Melek Huruf (AMH). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 5 tahun yang berpendidikan minimal tamat SMP/Sederajat sebesar 39,39 persen, dan AMH penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 95,74 persen yang berarti dari setiap 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada 96 orang yang melek huruf. Penduduk dikatakan melek huruf jika dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.
Penduduk Usia Sekolah
Jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 5 124 462 jiwa, 13-15 tahun 2 494 902 jiwa, 16-18 tahun 2 276 128 jiwa dan 19-24 tahun 4 364 757 jiwa.
Di perkotaan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 3 279 271 jiwa, 13-15 tahun 1 596 749 jiwa, 16-18 tahun 1 523 622 jiwa dan 19-24 tahun 3 047 276 jiwa. Di perdesaan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 1 845 191 jiwa, 13-15 tahun 898 153 jiwa, 16-18 tahun 752 506 jiwa dan 19-24 tahun 1 317 481 jiwa.
Jumlah penduduk perempuan usia 7-12 tahun sebanyak 2 489 291 jiwa, 13-15 tahun 1 218 448 jiwa, 16-18 tahun 1 111 166 jiwa dan 19-24 tahun 2 158 820 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki usia 7-12 tahun sebanyak 2 635 171 jiwa, 13-15 tahun 1 276 454 jiwa, 16-18 tahun 1 164 962 jiwa dan 19-24 tahun 2 205 937 jiwa.
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan besaran penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah. APS merupakan ukuran daya serap, pemerataan dan akses terhadap pendidikan khususnya penduduk usia sekolah. APS 13-15 tahun sebesar 80,80 persen. Ini menunjukkan masih terdapat kelompok usia wajib belajar (13-15 tahun) sebesar 19,20 persen yang tidak bersekolah. APS 16-18 tahun sebesar 44,65 persen dan APS 19-24 tahun sebesar 11,54 persen.
APS di perdesaan lebih rendah dibandingkan perkotaan. Semakin tinggi kelompok umur semakin besar perbedaannya (gap). Di perdesaan APS 7-12 tahun sebesar 94,29 persen, APS 13-15 tahun 74,83 persen, APS 16-18 tahun 33,95 persen, APS 19-24 tahun sebesar 5,41 persen. Di perkotaan APS 7-12 tahun sebesar 95,68 persen, APS 13-15 tahun 84,17 persen, APS 16-18 tahun 49,95 persen dan APS 19-24 tahun sebesar 14,20 persen.
Pendidikan yang Ditamatkan
Kualitas SDM dapat dilihat dari pendidikan yang ditamatkan. Gerakan wajib belajar 9 tahun (1994) menargetkan pendidikan yang ditamatkan minimal tamat SMP. Persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah sebesar 7,22 persen, tidak/belum tamat SD 17,87 persen, tamat SD/MI/sederajat 35,51 persen dan tamat SMP/MTs/sederajat sebesar 16,29 persen.
Kualitas SDM daerah perdesaan lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan. Persentase penduduk uisa 5 tahun ke atas berpendidikan minimum tamat SMP/MTs/sederajat di perdesaan 21,02 persen lebih rendah dibandingkan perkotaan 49,03 persen. Pendidikan perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki. Persentase penduduk perempuan usia 5 tahun ke atas berpendidikan minimum tamat SMP/MTs/sederajat 36,86 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki 41,84 persen.
Pendidikan yang Ditamatkan
Pendidikan yang tinggi merupakan salah satu tuntutan era globalisasi. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar, merupakan modal dasar pembangunan bangsa. Modal dasar yang berkualitas merupakan tujuan utama pembangunan manusia Indonesia seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta berpendidikan tinggi adalah upaya mempersiapkan SDM yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global.
Berdasarkan hasil SP2010, penduduk Provinsi Jawa Barat usia 5 tahun ke atas yang tamat SM/sederajat sebesar 17,93 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar 2,02 persen, tamat DIV/S1 sebesar 2,88 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,27 persen.
Angka Melek Huruf (AMH)
Angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 95,74 persen. AMH penduduk usia 15 tahun ke atas perempuan (94,10 persen) lebih rendah dibandingkan laki-laki (97,33 persen). AMH penduduk usia 15 tahun ke atas di daerah perdesaan (92,75 persen) lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan (97,28 persen).
Rendahnya AMH penduduk usia 15 tahun ke atas disebabkan oleh rendahnya AMH penduduk usia 45 tahun ke atas. AMH penduduk usia 45 tahun ke atas sebesar 88,09 persen. AMH penduduk usia 45 tahun ke atas perempuan (83,46 persen) lebih rendah dibandingkan laki-laki (92,67 persen).
Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Jawa Barat sebesar 17.783.677 orang, di mana sejumlah 17 094 003 orang diantaranya bekerja, sedangkan 689 674 orang merupakan pencari kerja. Dari hasil SP 2010, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Jawa Barat sebesar 58,49 persen, di mana TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK perempuan, yaitu masing-masing sebesar 80,59 persen dan 35,82 persen. Sementara itu, bila dibandingkan menurut perbedaan wilayah, TPAK di perkotaan lebih rendah daripada perdesaan, masing-masing sebesar 57,37 persen dan 60,65 persen. Tiga kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dengan TPAK tertinggi berturut-turut adalah Kabupaten Majalengka (66,41), Kabupaten Ciamis (65,65), dan Kabupaten Tasikmalaya (64,90). Dengan jumlah pencari kerja sejumlah 689 674 orang, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di provinsi ini mencapai 3,88 persen.
Perumahan
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang pesat menjadikan kebutuhan tempat tinggal semakin meningkat pula. Program pemerintah yang menyangkut perumahan terus ditingkatkan, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Status kepemilikan/penguasaan bangunan tempat tinggal di Provinsi Provinsi Jawa Barat paling banyak adalah milik sendiri. Rumah tangga yang menghuni rumah dengan luas lantai kurang dari 20 m2 paling banyak dijumpai di Kota Bandung (175 703 rumah tangga), sementara yang paling sedikit terdapat di Kota Banjar (1 879 rumah tangga).
Kesulitan Fungsional
Hasil SP 2010 tidak dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penyandang disabilitas karena perbedaan konsep dan definisi antara SP 2010 dan Kementerian Sosial. Pendekatan tingkat kesulitan yang dialami oleh penduduk digunakan sebagai proksi mendapatkan informasi penyandang disabilitas.
Seseorang dapat memiliki satu atau lebih jenis kesulitan dengan derajat kesulitan ringan atau parah. Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas di Provinsi Provinsi Jawa Barat yang memiliki kesulitan, baik ringan maupun parah, dengan jenis kesulitan penglihatan sebesar 3,06 persen, kesulitan pendengaran sebesar 1,47 persen, kesulitan berjalan atau naik tangga sebesar 1,50 persen, kesulitan mengingat/berkonsentrasi atau berkomunikasi dengan orang lain sebesar 1,24 persen, dan yang memiliki kesulitan mengurus diri sendiri sebesar 0,92 persen.
Penduduk Jawa Barat menurut Jenis Kelamin dan Umur
Kelompok Umur | Jenis Kelamin | ||
Laki-laki | Perempuan | Laki-laki + Perempuan | |
0-4 | 2.119.969 | 2.004.666 | 4.124.635 |
5-9 | 2.207.317 | 2.083.318 | 4.290.635 |
10-14 | 2.146.506 | 2.037.114 | 4.183.620 |
15-19 | 1.965.450 | 1.884.478 | 3.849.928 |
20-24 | 1.826.776 | 1.786.560 | 3.613.336 |
25-29 | 1.988.660 | 1.940.773 | 3.929.433 |
30-34 | 1.850.314 | 1.808.273 | 3.658.587 |
35-39 | 1.758.987 | 1.677.663 | 3.436.650 |
40-44 | 1.523.829 | 1.448.269 | 2.972.098 |
45-49 | 1.266.133 | 1.211.306 | 2.477.439 |
50-54 | 1.033.134 | 974.059 | 2.007.193 |
55-59 | 782.426 | 694.815 | 1.477.241 |
60-64 | 518.274 | 535.028 | 1.053.302 |
65-69 | 395.450 | 412.577 | 808.027 |
70-74 | 259.459 | 306.450 | 565.909 |
75-79 | 135.654 | 173.267 | 308.921 |
80-84 | 81.846 | 102.032 | 183.878 |
85-89 | 28.593 | 36.612 | 65.205 |
90-94 | 11.789 | 18.076 | 29.865 |
95+ | 6.474 | 11.356 | 17.830 |
Jumlah | 21.907.040 | 21.146.692 | 43.053.732 |
Sumber :Bps
Subscribe to:
Postingan (Atom)