• Salah satu alat ukur yang dianggap dapat merefleksikan status
pembangunan manusia adalah Human Development Index (HDI) atau disebut
pula Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
• IPM merupakan
suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang
dianggap sangat mendasar yaitu usia hidup (longetivity), pengetahuan
(knowledge), dan standar hidup layak (decent living).
•
Konsep Pembangunan Manusia yang dikembangkan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), menetapkan peringkat kinerja pembangunan manusia
pada skala 0,0 – 100,0 dengan kategori sebagai berikut :
– Tinggi : IPM lebih dari 80,0
– Menengah Atas : IPM antara 66,0 – 79,9
– Menengah Bawah : IPM antara 50,0 – 65,9
– Rendah : IPM kurang dari 50,0
Sumber Data :
Sumber
data penghitungan komponen IPM berasal dari Survei Sosial Ekonomi
Nasional (SUSENAS) yang dilakukan BPS setiap tahun yang mencakup seluruh
Provinsi di Indonesia.
B. Konsep Penghitungan IPM
Salah
satu alat ukur yang dianggap dapat merefleksikan status pembangunan
manusia adalah Human Development Index (HDI) atau IPM. IPM merupakan
suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang
dianggap sangat mendasar yaitu usia hidup (longevity), pengetahuan
(knowledge), dan standar hidup layak (decent living).
1. Usia Hidup
Pembangunan
manusia harus lebih mengupayakan agar penduduk dapat mencapai “usia
hidup” yang panjang dan sehat. Sebenarnya banyak indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur usia hidup tetapi dengan mempertimbangkan
ketersediaan data secara global, UNDP memilih indikator angka harapan
hidup waktu lahir (life expectacy at birth) yang biasa dinotasikan
dengan eo. Angka kematian bayi (IMR) tidak digunakan untuk keperluan itu
karena indikator itu dinilai tidak peka bagi negara-negara industri
yang telah maju. Seperti halnya IMR, eo sebenarnya merefleksikan
keseluruhan tingkat pembangunan dan bukan hanya bidang kesehatan. Di
Indonesia eo dihitung dengan metode tidak langsung. Metode ini
menggunakan dua macam data dasar yaitu rata-rata anak yang dilahirkan
hidup dan rata-rata anak yang masih hidup.
2. Pengetahuan
Selain
usia hidup, pengetahun juga diakui secara luas sebagai unsur mendasar
dari pembangunan manusia. Dengan pertimbangan ketersediaan data,
pengetahuan diukur dengan dua indikator yaitu angka melek huruf
(Literacy Rate) dan rata-rata lama sekolah (Mean Years School).
3. Standar Hidup Layak
Selain
usia hidup, dan pengetahuan unsur dasar pembangunan manusia yang diakui
secara luas adalah standar hidup layak. Banyak indikator alternatif
yang dapat digunakan untuk mengukur unsur ini. Dengan mempertimbangkan
ketersediaan data secara internasional UNDP, memilih GDP per kapita riil
yang telah disesuaikan (adjusted real GDP per capita) sebagai indikator
hidup layak. Berbeda dengan indikator untuk kedua unsur IPM lainnya,
indikator standar hidup layak diakui sebagai indikator input, bukan
indikator dampak, sehingga sebenarnya kurang sesuai sebagai unsur IPM.
Walaupun demikian UNDP tetap mempertahankannya karena indikator lain
yang sesuai tidak tersedia secara global. Selain itu, dipertahankannya
indikator input juga merupakan argumen bahwa selain usia hidup dan
pengetahuan masih banyak variabel input yang pantas diperhitungkan dalam
perhitungan IPM. Dilemanya, memasukkan banyak variabel atau indikator
akan menyebabkan indikator komposit menjadi tidak sederhana. Dengan
alasan itu maka GDP riil perkapita yang telah disesuaikan dianggap
mewakili indikator input IPM lainnya.
Tahapan Perhitungan IPM akan nampak sbb:
Beberapa tahapan dalam penghitungan IPM dapat dijelaskan sebagai berikut :
§
Tahap pertama penghitungan IPM adalah menghitung indeks masing-masing
komponen IPM (Indeks Harapan Hidup = X1, Pengetahuan = X2 dan Standar
Hidup Layak = X3)
Indeks (Xi) = (Xi – Xmin)/(Xmaks – Xmin)
Dimana :
Xi : Indikator komponen pembangunan manusia ke-i, i= 1,2,3
Xmin : Nilai minimum Xi
Xmaks : Nilai Maksimum Xi
Nilai Maksimum dan Nilai Minimum Indikator Komponen IPM
§ Tahapan kedua perhitungan IPM adalah menghitung rata-rata sederhana dari masing-masing indeks Xi dengan rumus:
IPM = {X1 + X2 + X3} / 3
dimana :
X1 = Indeks Angka Harapan Hidup
X2 = 2/3(Indeks Melek Huruf) + 1/3(Indeks Rata-rata Lama Sekolah)
X3 = Indeks Konsumsi perkapita yang disesuaikan
§ Tahap ketiga adalah menghitung Reduksi Shortfall, yang digunakan untuk mengukur kecepatan perkembangan nilai IPM dalam suatu kurun waktu tertentu.
r = { (IPM t+n – IPM t)/(IPM ideal – IPM t) x 100 }1/n
Dimana:
IPMt = IPM pada tahun t
IPMt+n = IPM pada tahun t+n
IPM ideal = 100
Cara menghitung download
Sumber : http://tutorialkuliah.blogspot.com