SOSIOANTROPOLOGI JAWA BARAT

Sosioantropologi adalah penggabungan kedua cabang ilmu social, yaitu Antropologi dan Sosiologi.
Antropologi adalah cabang ilmu sosial yang mempelajari budaya masyarakat suatu etnis tertentu, sedangkan Sosiologi adalah cabang imu sosial yang lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya seperti kesenian tradisional, kehidupan, dan interaksi sosialnya.

Masyarakat Jawa Barat di kenal sebagai masyarakat yang agamis, dengan kekayaan warisan budaya dan nilai-nilai luhur tradisional, serta memiliki prilaku sosial yang berfalsafah pada silih asih, silih asah, silih asuh, yang secara harfiah berarti saling mengasihi, saling memberi pengetahuan dan saling mengasuh diantara warga masyarakat.

Tatanan kehidupannya lebih mengedepankan keharmonisan seperti tergambar pada pepatah; Herang Caina beunang laukna yang berarti menyelesikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru atau prinsip saling menguntungkan.

Masyarakat Jawa Barat memiliki komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai kebajikan. Hal ini terekspresikan pada pepatah ulah unggut kalinduan, ulah gedag kaanginan; yang berarti konsisten dan konsekuen terhadap kebenaran serta menyerasian antara hati nurani dan rasionalitas, seperti terkandung dalam pepatah sing katepi ku ati sing kahontal ku akal, yang berarti sebelum bertindak tetapkan dulu dalam hati dan pikiran secara seksama.

Kebudayaan

Jawa Barat yang terkenal dengan budaya sunda, budaya sunda terasa kental sekali melekat pada masyarakat jawa barat mulai dari bahasa daerahnya yang unik, tarian jaipongnya yang sudah terkenal dan wayang goleknya yang juga unik dan mengagumkan. Dan yang tidak kalah mengagumkan adalah angklung, yaitu sejenis alat musik yang terbuat dari bambu yang menghasilkan suara khas yang tiada duanya

Ciri khas daerah memiliki peran yang sangat penting dalam memperkokoh ke-bhinekatunggalika-an bangsa Indonesia. Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu provinsi yang berbatasan sekaligus penyangga Ibu Kota Negara RI pada hakekatnya mengemban tugas untuk menampilkan diri yang dapat memberi gambaran sebagai salah satu wajah Indonesia yang didominasi dengan nuansa budaya Sunda. Oleh sebab itu, selain sebagai penyangga ibu kota Negara, Jawa Baratpun pada event-event tertentu selalu menjadi barometer bagi daerah-daerah provinsi lainnya.
 
Di kota-kota besar Jawa Barat, dalam rangka menuju era globalisasi, intensitas budaya tampil engan cirri khasnya masing-masing. Mereka ada, berkegiatan, dan terus menggali serta menciptakan sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan zaman. Potensi tersebut tentu saja harus diperthankan serta dikembangkan untuk membentuk karakter masyarakatnya, serta untuk mengukuhkan cirri budaya mesyarakatnya. Ciri-ciri budaya itu bisa saja terbangun dari adapt istiadatnya, penggunaan bahasa, penggunaan perkakas di lingkungan keluarga, mata pencaharian, produksi dari peradaban setempat, serta karakter yang terbersit dari manusianya itu sendiri.
 
Ciri-ciri potensi kebudayaan tersebut seyogyanya mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah serta berbagai pihak, karena di tangan merekalah potensi budaya serta kemasyarakatan Jawa Barat akan tetap eksis bahkan terdokumentasikan. Mengingat pesatnya arus budaya luar melanda kota-kota di Jawa Barat, maka dikhawatirkan keberadaan potensi-potensi masyarakat Jawa Barat tersenut akan tersisih.

0 Comments:

Post a Comment




Blogger Template by Blogcrowds


Copyright 2008 | Blogger Templates by GeckoandFly modified and converted to Blogger by Blogcrowds.

Distributed by Blogger Templates